Wednesday, 9 December 2015

#Vladimir Soselo
KEKUATAN RAKSASA MILITER INDONESIA TAHUN 1960 DI ERA SOEKARNO.
Kekuatan militer Indonesia adalah salah satu yang terbesar dan terkuat di dunia. pada saat itu, bahkan kekuatan Belanda sudah tidak sebanding dengan Indonesia, dan Amerika sangat khawatir dengan perkembangan kekuatan militer Indonesia yang didukung besar-besaran oleh teknologi terbaru dari Uni Sovyet.
Pada tahun 1960, Belanda masih bercokol di Papua. Melihat kekuatan Republik Indonesia yang makin hebat, Belanda yang didukung Barat merancang tipu muslihat untuk membentuk negara boneka yang seakan-akan merdeka, tapi masih dibawah kendali Belanda.
Presiden Sukarno segera mengambil tindakan ekstrim, tujuannya, merebut kembali Papua. Sukarno segera mengeluarkan maklumat “Trikora” di Yogyakarta, dan isinya adalah:
Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan kolonial Belanda.
Kibarkan Sang Saka Merah Putih di seluruh Irian Barat
Bersiaplah untuk mobilisasi umum, mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air bangsa.
Berkat kedekatan Indonesia dengan Sovyet, maka Indonesia mendapatkan bantuan besar-besaran berupa kekuatan armada laut dan udara militer termaju di dunia dengan nilai raksasa, US$ 2.5 milyar. Saat itu, kekuatan militer Indonesia menjadi yang terkuat di seluruh belahan bumi selatan dan bahkan menandingi Australia. Langsung saja kita lihat peta kekuatan Indonesia Pada saat itu :

Kekuatan Armada Laut
Kapal Perang Utama
Kekuatan utama Indonesia di saat Trikora itu adalah salah satu kapal perang terbesar dan tercepat di dunia buatan Sovyet dari kelas Sverdlov, dengan 12 meriam raksasa kaliber 6 inchi. ISetelah tiba di Indonesia, kapal ini berganti nama menjadi KRI Irian. Kapal dengan bobot raksasa 16.640 ton dengan awak sebesar 1270 orang termasuk 60 perwira. Sovyet, tidak pernah sekalipun memberikan kapal sekuat ini pada bangsa lain manapun, kecuali Indonesia. Kapal-kapal terbaru Indonesia sekarang dari kelas Sigma hanya berbobot 1600 ton,
Kapal Selam
Tak cuma kapal perang, Indonesia juga mempunyai 12 kapal selam kelas Whiskey yang juga bantuan dari Uni Sovyet. Salah satu dari ke-12 kapal selam ini diberi nama Pasopati dan sekarang dijadikan monumen kapal selam (monkasel) disalah satu wilayah di Surabaya.
Corvette
Tak lupa, puluhan kapal tempur kelas Corvette juga diberikan kepada pemerintah Indonesia dimasa itu. Fungsi Corvette pada masa itu ialah sebagai penjaga atau pengiring dari kapal perang terbesar milik Indonesia pada saat itu, tak lain ialah KRI Irian.
Apabila ditotal keseluruhan, maka Indonesia mempunyai 104 unit kapal tempur. Jumlah yang sangat Fantastis untuk sebuah negara yang baru merasakan kemerdekaan 15 tahun. Itu baru supremasi dari laut, bagaimana supremasi yang berasal dari udara...???
Kekuatan Udara
Angkatan udara Indonesia juga menjadi salah satu armada udara paling mematikan di dunia, yang terdiri dari lebih dari 100 pesawat tercanggih saat itu. Armada ini terdiri dari :
Pesawat Tempur (Fighter)
Untuk kekuatan udara, Indonesia mendapat bantuan yang cukup mengejutkan bahkan menakutkan. Liat saja data dibawah ini :
20 pesawat pemburu supersonic MiG-21 Fishbed.
30 pesawat MiG-15.
49 pesawat tempur high-subsonic MiG-17.
10 pesawat supersonic MiG-19.
Pesawat Pembom (Bomber)
Tu-16 Tupolev (Badger A dan
Indonesia juga memiliki armada 26 pembom jarak jauh strategis Tu-16 Tupolev (Badger A dan . Ini membuat Indonesia menjadi salahsatu dari hanya 4 bangsa di dunia yang mempunyai pembom strategis, yaitu Amerika, Rusia, dan Inggris. Pangkalannya terletak di Lapangan Udara Iswahyudi, Madiun.
Bahkan China dan Australia pun belum memiliki pesawat pembom strategis seperti ini. Pembom ini juga dilengkapi berbagai peralatan elektronik canggih dan rudal khusus anti kapal perang AS-1 Kennel, yang daya ledaknya bisa dengan mudah menenggelamkan kapal-kapal tempur Barat.
Helikopter
Indonesia juga mendapat bantuan berupa beberapa Helikopter. Berikut ini datanya :
9 helikopter terbesar di dunia MI-6
41 helikopter MI-4
Pesawat Angkut
Antonov An-12B
Berbagai pesawat pengangkut termasuk pesawat pengangkut berat Antonov An-12B juga diberikan kepada Indonesia.

Kekuatan Darat
Untuk kekuatan didarat, Indonesia mendapatkan bantuan berupa senapan serbu terbaik saat itu dan masih menjadi senjata legendaris sampai saat ini, Tak lain ialah AK-47.
Ini semua membuat Indonesia menjadi salah satu kekuatan militer laut dan udara terkuat di dunia. Begitu hebat efeknya, sehingga Amerika di bawah pimpinan John F. Kennedy memaksa Belanda untuk segera keluar dari Papua, dan menyatakan dalam forum PBB bahwa peralihan kekuasaan di Papua, dari Belanda ke Indonesia adalah sesuatu yang bisa diterima.
#Vladimir Soselo
Bendera delapan meter berkibar di perbatasan Indonesia-Malaysia
Pontianak - Bendera berukuran panjang delapan meter, Selasa, dikibarkan di perbatasan Indonesia-Malaysia di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat oleh Pasukan Pengamanan perbatasan Batalion Infanteri 403/Wirasada Pratista dan masyarakat setempat.
Pengibaran bendera berukuran besar itu guna menyambut HUT Kemerdekaan RI ke-68 di perbatasan Entikong (Indonesia) dengan Tebedu (Malaysia Timur).
Komandan Pamtas RI-Malaysia (Malindo) Letkol Inf Renal Aprindo Sinaga, mengatakan bendera tersebut dipasang di puncak Gunung Benuan. Selain itu juga dilakukan pemasangan bendera di Tugu Pancasila Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) Entikong.
"Pengibaran bendera tersebut sebagai wujud cintanya masyarakat perbatasan terhadap NKRI. Sekaligus untuk memupuk rasa nasionalis di perbatasan," katanya. Petugas Pamtas Yonif 403/WP bersama-sama masyarakat saling mendukung saat bendera tersebut dipasang.
Menurut Komandan Pamtas Yonif tersebut, masyarakat perbatasan khususnya di Entikong tidak luntur semangat "merah putih"-nya.
Meskipun pembangunan belum merata menyentuh di daerah pedalaman, pemasangan bendera di sepanjang jalur darat perbatasan dan pengibaran bendera dengan ukuran delapan meter di puncak Gunung Benuan merupakan simbol semangat warga di perbatasan untuk mengisi kemerdekaan ini dengan berperan aktif di segala bidang, baik itu dalam menyukseskan pembangunan dan lain sebagainya.
"Saya berharap, masyarakat di perbatasan bukan hanya sebagai penonton semata. Namun harus mengambil peran aktif dalam membangun beranda NKRI ini," katanya.
Sementara Camat Entikong Drs Markus menegaskan ketertinggalan pembangunan di wilayah perbatasan ini jangan sampai menjadi alasan untuk melemahkan semangat "merah putih" di perbatasan.
"Dengan keterbatasan dan ketertinggalan itu, mari kita bahu-membahu membangun beranda NKRI di perbatasan Entikong," katanya. Entikong berjarak 312, 4 kilometer dari Pontianak ke arah timur.
Dia juga mengungkapkan, selain memasang bendera di jalur darat menuju ke perbatasan. Upacara Peringatan HUT kemerdekaan yang Ke-68 akan dipusatkan di Desa Suruh Tembawang.
"Ini upacara yang pertama kalinya di luar kota kecamatan Entikong. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kembali semangat `merah putih` yang sudah mulai memudar," ujar Markus.
Kepala Desa Entikong R Nurdin mengatakan, masyarakat tidak menuntut terlalu banyak kepada pemerintah, selama ini yang diinginkan masyarakat hanya akses jalan yang lancar mudah dan berkualitas.
"Jika jalan bagus dan berkualitas sudah tentu, masyarakat dengan mudah menjalankan aktivitas. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi juga meningkat," katanya.
Menurut Nurdin, selama merdeka sudah 68 tahun. Masyarakat masih terkucil akibat minimnya sentuhan pembangunan terutama akses jalan menuju daerah pedalaman.
"Semoga dengan adanya program pemerintah pusat untuk melanjutkan kembali pengerjaan jalan paralel perbatasan bisa mengubah wajah NKRI yang dahulunya terbelakang menjadi terdepan," katanya.
Sementara dari perbatasan RI di Kabupaten Sintang juga akan mengadakan upacara peringatan HUT RI pada Sabtu, 17 Agustus, di Desa Nanga Bayan, Kecamatan Ketungau Hulu.
Koordinator Kelompok masyarakat perbatasan (Kimtas) Kabupaten Sintang, Ambresius Murjani mengatakan upacara itu akan dihadiri seluruh masyarakat desa Nanga Bayan, yang merupakan desa terdekat dengan wilayah Malaysia. Desa itu berjarak tempuh sekitar 2,5 jam menuju desa terdekat di wilayah Malaysia Gua Ming.
"Pemimpin upacaranya, Kepala Desa Nanga Bayan, Nikolaus, dan dihadiri anggota Pamtas Nanga Bayan dan Satuan Jogya," kata Murjani saat dihubungi. Sebanyak 100 bendera, bantuan Kepala Polres Sintang, Ajun Komisaris Besar (Pol) Veris Septiansyah akan dikibarkan di desa tersebut.
#9 Teori Konspirasi Lukisan Mona Lisa

Mona Lisa dengan senyum rahasianya merupakan lukisan yang paling diperdebatkan di dunia. Bahkan orang awam yang tidak memiliki rasa seni pun tentu tahu tentang lukisan Mona Lisa. Beberapa orang terpesona oleh senyum rahasia dari lukisan Mona Lisa. Namun sejarawan dan ahli seni membaca lukisan terkenal lebih dari sekedar nilai estetika belaka. Kerumunan orang dari berbagai latarbelakang berkumpul di museum Louvre di Paris untuk melihat lukisan ini sepanjang waktu.
Mona Lisa juga terkenal karena dikabarkan merupakan karya favorit dari pelukis legendaris, Leonardo Da Vinci. Bahkan, ia membawanya ke mana pun ia pergi. Kedekatan lukisan dengan penciptanya tersebut telah melahirkan banyak teori konspirasi. Teori-teori konspirasi tersebut mulai dari identitas wanita dalam lukisan tersebut hingga adanya petunjuk rahasia di balik lukisan Mona Lisa.
Rahasia Mona Lisa sendiri telah diperdebatkan selama berabad-abad, bahkan hingga saat ini. Bahkan, lukisan ini telah bertahan selama 500 tahun semenjak Leonardo Da Vinci meninggal. Tetapi teori konspirasi mengenai Mona Lisa dan petunjuk rahasia di dalamnya tertangkap setelah novel Dan Brown “Da Vinci Code” diterbitkan. Novel fiksi terlaris dalam sejarah tersebut mengangkat banyak pertanyaan kontroversial tentang identitas Mona Lisa dan rahasia dibalik senyumnya. Berikut adalah beberapa teori konspirasi terpanas pada lukisan Mona Lisa.
1. Segitiga Emas
Beberapa teori percaya bahwa Mona Lisa memiliki simetris sempurna. Lukisan ini membentuk simbol piala kuno yang merupakan petunjuk langsung ke cawan suci yang penuh unsur mistis. Dan Brown telah menguraikan tentang teori ini dalam buku bestseller-nya, ‘Da Vinci Code’.
2. Amon Dan Elisa: Pria dan Wanita
Beberapa sejarawan menyatakan bahwa Mona Lisa adalah kombinasi dari pria dan wanita. Kata-kata Latin Amon dan Elisa bergabung untuk membentuk Mona Lisa. Hal tersebut membuat Mona Lisa cenderung sebagai seorang yang memiliki kelamin ganda atau hermaphrodite.
3. Mona Lisa Adalah Leonardo Da Vinci
Beberapa teori juga percaya bahwa Mona Lisa mungkin adalah versi muda dari Leonardo Da Vinci sendiri. Lukisan ini memiliki kesamaan yang menakjubkan dengan potret dirinya.
4. Mengapa Mona Lisa Tidak Memiliki Alis?
Mona Lisa tampak aneh karena dia sama sekali tidak memiliki rambut di wajahnya. Bahkan rambut alis pun sama sekali tidak ada. Beberapa sejarawan mengatakan bahwa itu adalah adat bagi wanita mulia untuk mencukur alis mereka di abad ke-16.
5. Mona Lisa Adalah Ibu Dari Leonardo Da Vinci
Beberapa saksi sejarah juga menunjukkan bahwa Leonardo mungkin telah melukis Mona Lisa sebagai gambaran dari ibunya, Caterina Da Vinci.
6. Mona Lisa Adalah Laki-laki
Beberapa teori telah menemukan figur seorang Mona Lisa sebagai seorang laki-laki. Fakta bahwa Mona Lisa tidak memiliki tanda-tanda payudara telah menyebabkan banyak orang percaya bahwa Mona Lisa sebenarnya adalah seorang pria banci.
7. Siapa Sebenarnya Mona Lisa
Secara historis, Mona Lisa adalah istri seorang pria Florentine. Namanya adalah Lisa del Giocondo. Tapi wanita dalam lukisan tersebut diselimuti misteri karena tidak ada bukti lain penampilan yang sebenarnya bagaimana dirinya semasa hidup.
8. Mona Lisa Sedang Hamil Ketika Dilukis
Perut Mona Lisa memang memiliki sedikit benjolan dan dia duduk dengan melipat tangannya untuk menyembunyikannya. Dan Lisa del Giocondo yang asli memang sedang hamil anak kedua ketika dia dilukis.
9. Senyum Misterius Mona Lisa
Konspirasi terakhir yang paling populer hingga saat ini adalah misteri dari senyum Mona Lisa. Dia nampak tersenyum di dalam lukisan tersebut namun matanya justru menunjukkan kesedihan. Senyum tersebut pula lah yang menjadi dasar teori konspirasi yang menyimpulkan bahwa ada petunjuk rahasia di balik lukisan Mona Lisa.
Itulah sembilan teori mengenai Lukisan Monalisa. Silahkan anda percaya teori yang mana.

Sumber: Kabar Satu
>>IHAB
Mana Duluan, Ayam atau Telur? Ini Jawabnya !!
"SMB II"
Para ilmuwan berhasil menjawab salah satu tebak-tebakan tertua di dunia, mana yang lebih dulu, ayam, atau telur? Melalui komputer super, tim dari Universitas Sheffield dan Warwick, Inggris menemukan jawabannya. Apakah itu? Ayam. Kepada laman Harian The Sun, ketua tim peneliti menjelaskan bagaimana mereka berhasil memecahkan teka-teki tersebut. "Apa yang kami temukan adalah 'kecelakaan' yang menyenangkan. Awalnya, tujuan penelitian kami adalah menemukan bagaimana binatang membuat cangkang telur." Menurutnya, selama ini, masyarakat telah menganggap remeh ayam. Kami tidak menyadari proses luar biasa yang ditunjukan para ayam dalam proses pembuatan telur. "Sadarkah Anda, ketika memecahkan kulit telur rebus di pagi hari, Anda sedang menyaksikan salah satu material luar biasa di dunia." Cangkang telur memiliki kekuatan sangat luar biasa, meski beratnya sangat ringan. Manusia tak bisa membuat benda seperti itu, bahkan yang mendekatinya. "Masalahnya, kita tak tahu bagaimana ayam membuat cangkangnya." Tim peneliti lalu menggunakan komputer super milik Dewan Riset Sains Inggris (UK Science Research Council) yang berbasis di Edinburgh. Komputer itu dinamakan HECToR (High End Computing Terascale Resource). "Kami ingin menelusuri bagaimana telur terbentuk, dengan melihat proses detail telur secara mikroskopis." Yang pertama dicari adalah, mengetahui 'resep' yang digunakan ayam untuk membuat cangkang telur. "Dengan bantuan komputer canggih, Kami memecahkan masalah ini selama berminggu-mingg u. Sementara, ayam bisa menyusun cangkang itu hanya dalam semalam." Lucunya, pemilihan cangkang telur ayam sebagai fokus penelitian benar- benar tak disengaja. Para peneliti memilih telur ayam karena proteinnya sederhana untuk ditelaah. Namun hasilnya ternyata sangat mengejutkan. "Kami memecahkan teka-teki sepanjang masa. Ini mengagumkan." Hasilnya, ditemukan protein khusus yang ada di tubuh ayam. Protein itu adalah adalah 'tukang bangunan' tanpa lelah, menyusun bagian-bagian cangkang mikroskopis membentuk cangkang telur. Protein itu menginisiasi proses pembentukan cangkang sebelum menyusun bagian telur yang lain. Tanpa protein pembangun tersebut, telur tak mungkin terbentuk. Dan, protein itu hanya ditemukan di rahim ayam. "Itu berati ayam ada duluan sebelum telur." Tapi, dari mana ayam berasal? Beberapa teori mengatakan, nenek moyang ayam menciptakan telur zaman Dinosaurus. "Penemuan kami sangat potensial. Sebab, cangkang telur dibentuk dari banyak kristal kecil. Kita bisa menggunakan informasi ini untuk mengetahui cara membuat dan menghancurkan struktur kristal lainnya." Sebagai contoh, untuk menghilangkan kerak di ceret maupun pipa. Penelitian ini juga berimplikasi medis. "Karena tubuh kita menggunakan metode yang sama untuk membuat gigi dan tulang, kita bisa belajar lebih banyak tentang bagaimana membangun kembali tulang manusia." ✿(̆̃̃¤. ¸¸.-"¯`*•.â„’â„´ νℯ*✿(̆̃̃¤. ¸¸.-"¯` Tanda kebesaran Allah. Sebagaimana manusia pertama tidak diciptakan dalam kondisi bayi terlebih dahulu, seperti itulah ayam pertama diciptakan tidak dalam bentuk telur dulu. (just analogy) Penemuan ilmiah yang membuat kita makin takjub pada Allah Azza Wa Jalla Subhanallahh,, ternyata pertanyaan ini sangat panjang klo di telusuri asal- muasalnya. . Hanya Allah Azza Wa Jalla yang Maha Mengetahui

#Selisih Shih-Li-Fo-Shih
Di negeri Shihlifoshih, kita melihat bahwa bayang-bayang welacakra [jam matahari] tidak menjadi panjang, atau menjadi pendek pada pertengahan bulan delapan,” demikian tulis I-Tsing dalam catatannya.
“Pada tengah hari, tak tampak bayang-bayang orang yang berdiri di bawah matahari.” I-Tsing pun menunjukkan letak Shihlifoshih berada di garis lintang yang sama dengan posisi matahari saat itu. “Matahari tepat di atas kepala dua kali satu tahun. Kalau matahari di sebelah selatan, bayang-bayang membujur ke utara; panjangnya lebih kurang dua atau tiga ch’ih. Kalau matahari di sebelah utara, bayang-bayangnya sama, tetapi jatuh ke selatan.”
I-Tsing merupakan pendeta Buddha asal Cina. Dia singgah ke Shihlifoshih antara 671 dan 695, diselingi perjalanan ke India dan bermukim di Nalanda sekitar 672 hingga 685. Dia diperkirakan menulis kisahnya pada periode 690 hingga 692.
Di manakah Shihlifoshih itu? Persoalannya, kabar dari Cina tentang toponimi di lautan sebelah selatan kadang membingung ahli sejarah. Pasalnya, nama tempat dicatat dalam bahasa Cina berdasar indra pendengaran sang penulis, dan penentuan lokasinya berdasarkan jam matahari.
Baru pada awal abad ke-20, atau sekitar 1.200 tahun setelah I-Tsing selesai mencatat perjalanannya, secuil misteri terpecahkan. Shihlifoshih diduga kuat berkaitan dengan lokasi sebuah negeri bernama Sriwijaya. Per¬debatan panjang di mana lokasi Sriwijaya telah mengerucut pada tiga kawasan di sekitar khatulistiwa Sumatra, yang juga diduga sebagai tempat bermukim I-Tsing.
Ketiga kawasan tersebut adalah Bukit Siguntang di Palembang, Candi Muarajambi di Jambi, dan Candi Muara Takus di Riau. Jika tempat tinggal I-Tsing di Shihlifoshih dapat diketahui, tersingkaplah teka-teki lokasi Ibu Kota Sriwijaya. “Upaya saya mengulangi pengamatan astronomis I-Tsing berhubungan erat dengan upaya mengidentifikasi lokasi I-Tsing berdiam,” tulis Hudaya Kandahjaya dalam surelnya kepada The Society of Muarojambi Temple (The SOMT) pada pertengahan 2011.
Hudaya merupakan peneliti di Numata Center yang berkantor tak jauh dari University of Berkeley, California, Amerika Serikat. Lembaga tersebut berkiprah dalam penelitian dan alih bahasa naskah Buddha dalam kitab Tripitaka. Dia sendiri lahir dan besar di Bogor, Jawa Barat. Sementara, The SOMT adalah komunitas peduli terhadap kelestarian Candi Muarajambi, yang dimotori secara swadaya oleh warga sekitar situs warisan leluhur Sumatra itu.
Saat kunjungan pertamanya ke Muarajambi, Hudaya terkesan atas melimpahnya temuan arkeologis seluas hampir tiga ribu hektare tersebut, ketimbang temuan di Riau dan Palembang. Kenyataan ini mendorongnya untuk menghubungkan dengan tempat I-Tsing bermukim. Namun, dia tak berpuas diri hanya dengan kesimpulan itu.
Hudaya memprakarsai rekonstruksi peng¬amatan astronomis dengan bantuan tenaga pengamat lapangan dari The SOMT. Pengamatan pertama berlokasi di kompleks Muara Takus yang dilakukan tengah hari pada tanggal 15 bulan kedelapan kalender Cina (12 September 2011)—waktu yang tepat seperti kisah I-Tsing. Hasilnya, mereka masih menjumpai bayangan walaupun lokasinya paling dekat dengan khatulistiwa.
Lokasi kedua adalah kompleks Muarajambi. Namun, pengamatan astronomis di situs ini dilakukan tepat pada saat matahari di atas Muarajambi, yaitu pada tanggal 1 bulan kesembilan dalam kalender Cina (27 September 2011). The SOMT mengirimkan laporannya lewat surel—baik teks maupun visual—kepada Hudaya. “Telah terjadi bahwa bayangan dari pipa paralon yang digunakan sebagai pengukur, hilang bayangannya,” demikian tulis The SOMT.
Hudaya membalas surel mereka, “Ini semakin mendekatkan kita pada kesimpulan bahwa Muarajambi adalah lokasi I-Tsing tinggal.” Kemudian saya berdiskusi dengan Hudaya tentang temuan mereka lewat surel. Saya melayangkan kepadanya sebuah pernyataan bahwa “ketiadaan bayangan di Muarajambi yang terjadi setelah pertengahan bulan kedelapan merupakan suatu kenampakan berbeda dari catatan I-Tsing.”
“Kekeliruan muncul dalam banyak tulisan cendekiawan sebelum ini yang menyinggung soal pengamatan astronomis I-Tsing,” balas Hudaya mengoreksi pendapat saya. Menurutnya terdapat aspek astronomis dalam catatan pendeta Buddha itu yang tidak disimak semestinya.
“Peristiwa yang dialami I-Tsing bersifat khas.”
Artinya, pertengahan bulan kedelapan (atau bulan kedua) penanggalan Cina yang bersamaan dengan zenit di belahan Bumi selatan tidak terjadi setiap tahun, ungkapnya. “Saat yang khas itu terjadi pada tahun 690, pada masa I-Tsing menulis catatannya.”
Peristiwa langka itulah yang dibuktikan Hudaya dengan menghitung ulang kejadian astronomis dan periode penulisan I-Tsing. “Ini merupakan hasil terpenting dari pembuktian matematis cum astronomis terkait pengamatan dan catatan I-Tsing,” ungkapnya. “Pembuktian ini sekaligus mengeliminasi Muara Takus maupun Palembang sebagai calon lokasi kediaman I-Tsing.”
Namun demikian, Hudaya menambahkan bahwa pengamatannya masih belum sempurna. Dia juga masih berencana untuk membandingkan pengamatan serupa di Bukit Siguntang, sebuah situs lain yang diduga menjadi pusat keagaamaan pada masa Sriwijaya awal di Palembang. “Saya sendiri belum sempat merampungkan tulisan lengkap mengenai topik ini,” ungkapnya.
Jika Hudaya mencari lokasi I-Tsing bermukim dengan menentukan situs arkeologis kemudian baru mencocokkannya dengan tinggi dan posisi matahari dalam catatan pendeta itu, Eadhiey Laksito Hapsoro melakukan hal sebaliknya.
Pernyataan lain dikemukakan oleh Eadhiey, seorang astro-arkeolog, yang pernah melakukan penghitungan astronomis berdasarkan tinggi dan posisi matahari untuk mencari tempat tinggal I-Tsing. Penelitian tersebut pernah dipaparkan dalam Pertemuan Ilmiah Arkeologi 1989. Dia berpedoman pada sepuluh hari pertengahan bulan kedelapan kalender Cina dan posisi deklinasi matahari pada 671 sampai dengan 695.
Eadhiey mendapat dua simpulan. Pertama, lewat pendekatan titik balik matahari (solstice), lokasi I-Tsing diduga di sekitar Upang Sungsang di utara Palembang. Kedua, jika menggunakan metode pendekatan musim (posisi matahari terhadap khatulistiwa), Eadhiey memperoleh lokasi di sekitar Kuala Tungkal, kota kecil di muara Sungai Pangabuan, Jambi.
Namun, inti yang sejatinya tersirat dari penelitiannya adalah “Bahwa penggunaan berita I-Tsing tidak serta merta bisa menentukan sebuah lokasi,” kata Eadhiey.
Tampaknya tidak ada bayangan di tengah hari adalah sesuatu yang spesial bagi I-Tsing, demikian hemat Eadhiey. Sedangkan di Indonesia hampir tidak dijumpai bayangan di setiap tengah harinya. Itulah sebabnya gnomon harian (instrumen kuno dalam penghitungan waktu harian) tidak populer di Indonesia.“Saat siang, bayangan di khatulistiwa hampir tidak ada, kecuali hanya bayangan arah timur-barat,” katanya.
Apakah berarti catatan I-Tsing itu absurd? “Catatannya benar soal gnomon,” jawabnya. “Yang menjadi persoalan adalah kapan itu ditulis.” Tanpa tahun dan tanggal yang jitu, sulit untuk menentukan secara pasti lokasi I-Tsing. Hal lainnya, pencarian lokasi berdasar gnomon harus mengetahui dengan tepat dan benar: tinggi benda, panjang bayangan, serta posisi matahari saat itu.
Hingga kini Eadhiey pun masih kesulitan untuk mengonversikan kalender Cina ke Masehi secara eksak. Dia berharap bahwa ada upaya dari peneliti lain yang melakukan kilas balik perhitungan tanggal dan tahun secara saksama saat I-Tsing kehilangan bayang-bayangnya.
“Gerakan matahari tidak pernah sama persis dan akan kembali ke posisi yang sama—eksak—dalam 481 tahun,” kata Eadhiey. Jika semuanya ditentukan secara eksak, pasti pengamatan gnomon kelak menjawab misteri di sebelah mana I-Tsing bermukim ketika di Sriwijaya. “Itu tidak akan meragukan karena siklusnya sudah pasti.”
#Vladimir Soselo
Kisah Agen CIA Pemburu Che Guevara
Havana - Warga Kuba dan Bolivia, pada 9 Oktober 2013, mengenang gerilyawan legendaris asal Cuba-Argentina, Ernesto "Che" Guevara, yang tewas dieksekusi tentara Bolivia, pada hari itu, tahun 1967 lalu. Bolivia dibantu dinas rahasia Amerika Serikat, Central Intelligence Agency (CIA), saat memburu legenda perang gerilya dari Amerika Latin itu.
Felix Rodriguez, agen CIA yang ditugaskan untuk membantu Bolivia memburu pria yang akrab disapa Che itu, juga mengenang saat-saat ia berpartisipasi dalam perburuan bersejarah tersebut, dalam wawancara kepada Newsmax. Kisahnya dimuat Newsmax edisi 8 Oktober 2013.
Berbeda dengan para pemuja yang menyebut Che sebagai legenda perang gerilya dan salah satu ikon pejuang Marxis, Rodriguez menilai ia seorang kriminal dan tak layak dipuja. "Saya percaya bahwa pada akhirnya orang akan melihat seperti apa dia sebenarnya. Dia adalah seorang pembunuh," kata dia.
Rodriguez, Veteran perang Vietnam dan ikut dalam invasi Amerika Serikat ke Kuba --yang dikenal sebagai invasi Teluk Babi, direkrut untuk melatih dan memimpin tim untuk melacak Guevara, tokoh yang berjasa besar dalam Revolusi Kuba bersama Fidel Castro.
Saat ia ditugaskan untuk memburunya, Rodriguez berbicara dengan pejabat militer Kuba yang melatih Guevara di Meksiko. Ia pun mendapat informasi bahwa Che memiliki ketertarikan kuat terhadap kekerasan. Guevara sudah di Bolivia saat Rodriguez diperintahkan untuk melacaknya. Guevara ingin menggulingkan pemerintahan Bolivia, untuk memicu sebuah revolusi seperti yang dilakukannya bersama Castro di Kuba.
Seorang informan memberi tahu Pasukan Khusus Bolivia soal dugaan lokasi perkemahan pasukan gerilya yang dipimpin Che, yaitu disebuah tempat yang dikenal sebagai Yuro Ravine. Pada akhir September 1967, sebuah unit yang dipimpin oleh Letnan Eduardo Galindo berhasil membunuh tiga gerilyawan pasukan Che di daerah itu.
"Jadi kita tahu pada waktu itu bahwa Che pasti di daerah tersebut. Dengan informasi ini saya menemui Kolonel Zenteno Anaya, kepala markas divisi ACE, dan memintanya untuk menggerakkan batalyon untuk melakukan operasi, meski hanya memiliki dua minggu untuk melatihnya," kata Rodriguez.
Pada 7 Oktober 1967, salah satu kompi batalion yang dipimpin Gary Prado menerima laporan intelijen dari seorang petani bahwa ada suara-suara di tempat yang tak ada orang yang seharusnya tinggal di sana. "Malam itu Gary Prado mengepung Quebrada del Yuro dengan kurang dari 200 orang," kata Rodriguez.
Keesokan harinya, pasukan itu terlibat baku tembak dengan pasukan Che. Gerilyawan legendaris itu terluka di kaki kanannya dan ditangkap tentara Bolivia.
"Tentara yang menangkapnya mengatakan kepada saya bahwa ketika (Guevara) bertatap muka dengan tentara itu, ia mengatakan kepada mereka, 'Jangan tembak. Saya Che. Saya lebih berharga dalam keadaan hidup bagi Anda daripada mati'," kata Rodriguez.
Guevara akhirnya dikirim ke Prado, dan ia ditahan di sebuah sekolah tua. Rodriguez merayakan penangkapan ini dengan Kolonel Zenteno di Vallegrande dan bertanya apakah ia bisa menemani sang kolonel untuk melihat Guevara. Keesokan harinya, Zenteno dan Rodriguez naik helikopter ke Higueras, tempat Guevara ditahan.
"Perasaan saya campur aduk... Ketika saya melihat dia untuk pertama kalinya, saya kasihan padanya," kenang Rodriguez. "Dia tampak seperti seorang pengemis. Dia seorang pria yang bahkan tidak memiliki seragam, ia tidak memiliki sepasang sepatu bot, ia hanya memiliki sepasang sepatu kulit yang dipakainya."
Selama interogasi, Zenteno melakukan semua hal untuuk membuat Guevara buka mulut. Tapi, Che tidak mengucapkan sepatah kata pun. Ketika Rodriguez kembali ke sekolah itu, Guevara telah diikat dan berada di lantai dengan tubuh dua orang Kuba yang sudah mati di depannya. "Jadi saya berdiri di depannya dan berkata, 'Che Guevara, saya datang untuk bicara denganmu'," kata Rodriguez.
"Dia menatapku dengan agak sombong dan berkata, 'Tidak ada orang yang bicara padaku, tidak ada yang menginterogasi saya'. Kemudian saya berkata, saya tidak datang ke sini hanya untuk menginterogasi Anda. Saya mengagumi Anda. Anda diperalat kepala negara di Kuba dan Anda seperti ini karena Anda percaya pada cita-cita Anda meskipun saya tahu mereka adalah salah. Saya datang ke sini untuk berbicara dengan Anda. "
"Jadi dia melihat ke arah saya untuk beberapa saat untuk melihat apakah saya akan tertawa. Ketika ia melihat bahwa aku serius, dia berkata, 'Bisakah kau melepaskanku? Dapatkah saya duduk?' Saya meminta kepada seorang prajurit di luar --saya memberikan perintah sampai tiga kali- untuk melepaskan ikatan Komandan Guevara."
"Tentara datang dan akhirnya melepaskan ikatannya. Kami mendudukkannya di bangku kecil dan kami mulai bicara," lanjut Rodriguez. "Setiap kali saya mengajukan pertanyaan taktis untuk kepentingan kami, dia berkata, 'Saya tidak bisa menjawab itu'."
Pada satu titik, Rodriguez mengatakan, ia akhirnya bisa membuat Guevara berbicara setelah menyinggung aksi revolusionernya yang naas di Afrika.
"Anda tidak ingin bicara tentang Afrika tapi kami diberitahu oleh orang-orang Anda sendiri, Anda senang memiliki 10.000 gerilyawan dan mereka prajurit yang sangat miskin," kata Rodriguez kepada Guevara. "Lalu dia mengatakan, 'Yah, kalau saya punya 10.000 gerilyawan itu akan menjadi perbedaan besar. Tapi kamu benar, mereka prajurit yang sangat miskin.' Dan kami bicara tentang perekonomian Kuba, tentang situasi yang berbeda (antara Kuba dan Afrika)."
Ketika Rodriguez menanyakan mengapa Guevara memilih bergerilya di Bolivia, ini alasan yang disampaikan Che. Satu, negara ini jauh dari Amerika Serikat. Kedua, ini negara yang sangat miskin sehingga ia tidak yakin Amerika Serikat akan memiliki banyak kepentingan di Bolivia. Ketiga, dan yang paling penting baginya, ini berbatasan dengan lima negara yang berbeda.
Guevara, kata Rodriguez, mengatakan bahwa jika ia mampu mengambil alih Bolivia, akan menjadi lebih mudah bagi gerakan revolusi menyebar ke Argentina, Brazil, Chili, Peru --negara-negara di sebelah Bolivia.
Sebagai agen CIA, Rodriguez mengaku mendapatkan perintah untuk menjaga agar Che tetap hidup, meski dalam perburuan itu komando ada di tangan Bolivia dan ia hanya bertindak sebagai penasihat. Rodriguez merasa Bolivia tidak tertarik untuk membiarkan Che hidup.
"Setelah dia ditangkap, saya meminta Kolonel Zenteno untuk membiarkannya tetap hidup. Sementara aku berbicara dengannya, meski putus sambung, karena Zenteno berada di daerah operasi. Saat itulah datang panggilan telepon, termasuk panggilan kode naas nomor 500 dan 600."
Apa arti kode itu? "Itu adalah kode yang sangat sederhana yang kami ciptakan: 500 adalah kode untuk Che Guevara, 600 adalah kode untuk membunuhnya, dan 700 adalah kode untuk membuatnya tetap hidup. Dan perintah yang datang dari presiden Bolivia dan panglima tertinggi angkatan bersenjata adalah 500, 600," kata Rodriguez. "Jadi, ketika Zenteno turun dari bukit sebelum ia pergi, saya memanggilnya dan saya katakan, 'kolonel, ada perintah dari komando tertinggi untuk mengenyahkan tahanan."
Zenteno saat itu melihat jam tangannya dan berkata kepada Rodriguez, "Anda punya waktu sampai 02.00 sore untuk menginterogasinya."
Seorang pilot helikopter tiba dengan kamera dan mengatakan bahwa kepala intelijen Bolivia menginginkan foto Guevara sebagai tahanan.
Seorang wanita Bolivia mendekati sekolah dimana Guevara ditahan dan bertanya apa yang terjadi. "Dia berkata, 'Kami melihat Anda difoto dengan dia di luar sana dan lihat, siaran radio sudah memberi kabar bahwa dia meninggal karena luka pertempuran," kenang Rodriguez.
"Jadi pada titik itu saya pikir tidak ada perintah yang berbeda. Jadi saya datang ke ruangan itu, berdiri tepat di depannya (Che), dan berkata, 'Komandan, saya minta maaf, saya sudah mencoba yang terbaik'."
"Dia sangat memahami apa yang saya katakan. Wajahnya berubah menjadi putih seperti selembar kertas. Ia mengatakan, 'Lebih baik seperti ini. Saya seharusnya tidak pernah ditangkap hidup-hidup'."
Che menarik pipa dari punggungnya dan berkata, "Saya ingin memberikan pipa ini ke soldadito, seorang tentara yang memperlakukan saya dengan baik."
Pada saat itu, Sersan Mario Teran, orang yang diperintahkan melakukan eksekusi, masuk ke dalam ruangan.
Rodriguez bertanya kepada Che apakah ia ingin mengirim pesan kepada keluarganya? Sang gerilyawan merespon dengan cara sarkastik, dan mengatakan, "Baiklah. Jika bisa, beritahu Fidel bahwa dia akan segera melihat sebuah revolusi kemenangan di Amerika."
Setelah mengatakan itu, Che lantas mengubah ekspresinya dan mengatakan, "Jika Anda bisa, beritahu istri saya untuk menikah lagi dan mencoba untuk bahagia."
"Itulah kata-kata terakhirnya. Dia mendekati saya. Kami berjabat tangan, dan berpelukan. Dan dia lantas berdiri ke tempatnya semula, mungkin berpikir aku menjadi salah satu orang yang akan menembaknya," kata Rodriguez.
Rodriguez mengaku meninggalkan ruangan itu. Sekitar 20 menit kemudian, ia mendengar bunyi ledakan pendek. "Sersan Teran meminjam karabin M-2... Saya tahu dia masuk ke ruangan (Che) dan menembaknya."
Che akhirnya mati. Seorang pendeta tiba untuk memberinya berkah Katolik. Rodriguez mengambil beberapa foto Che dan merenungkan apa yang baru saja terjadi. "Saya berpikir dalam hati, pria ini adalah seorang ateis, yang tidak percaya pada Tuhan, namun mendapat ritual terakhir dari Gereja Katolik," kenang Rodriguez.
Ia akhirnya pergi bersama pejabat militer Bolivia, naik helikopter, dan mendarat di Vallegrande, bersama mayat Che Guevara. Di sana sudah ada 2.000 orang yang menunggu bersama kontingen militer.
"Ada 15 pesawat yang berbeda. Empat pesawat militer dari orang-orang militer yang berbeda. Jadi saya hanya menunduk saat helikopter mendarat dan berlari ke kerumunan agar saya tak terfoto," kata Rodriguez. Ia merunduk karena tak ingin tertangkap kamera saat sedang menjalankan operasi.
Rodriguez juga mengingat pertemuan mengerikan sehari setelah Che meninggal.
"Kami melakukan pertemuan dengan Jenderal Ovando Candia, komandan Angkatan Bersenjata Bolivia. Pada pertemuan itu dia melihat ke salah satu kolonel dan berkata, 'Lihat, jika Fidel menyangkal ini adalah Che Guevara, kita perlu bukti nyata itu. Potong kepalanya dan memasukkannya ke dalam formaldehida'."
"Saya katakan, 'Jenderal, Anda tidak bisa melakukan itu. Dia mengatakan, 'Mengapa tidak? Sudah bisa diduga Fidel Castro akan menyangkal ini adalah Che Guevara'."
"Anda tidak bisa menunjukkan kepala manusia," kata Rodriguez. "Jika Anda ingin bukti nyata, kita memiliki sidik jarinya dan polisi federal Argentina dapat memeriksanya. Potong satu jari... Ia (Candia) memerintahkan kolonelnya untuk memotong dua tangan."
Setelah itu, Rodriguez pergi. Militer menggali lubang di ujung landasan untuk penguburan Guevara, bersama dua mayat lainnya.
Rodriguez mengaku tak yakin apakah Che mati dengan cara yang benar. Tapi, kata dia, kematiannya dengan cara ditembak itu malah membuatnya menjadi martir bagi banyak orang. Bahkan sampai hari ini, citranya telah diabadikan sebagai budaya tandingan, legenda budaya populer, yang oleh mahasiswa dibabadikan melalui T-shirt dan item lainnya.
Tapi ia menambahkan, bukan perannya untuk mengatakan bagaimana seharusnya menangani Che. "Saya merasa bahwa saya berada di sana untuk memberi nasihat, bukan memberi perintah. Itu adalah keputusan dari pemerintah Bolivia," kata Michelle Belen Rodriguez..
#Zaman VOC, Biang Kemacetan Bisa Kena Denda

Meskipun tidak separah hari ini, lalu lintas Batavia—nama lama untuk Jakarta—kerap didera kemacetan setiap kali ada pesta pernikahan. Arak-arakan kereta berkuda tak terhitung banyaknya, apalagi kalau yang punya hajat adalah keluarga pejabat VOC. Mereka menuju Kastil Batavia untuk melaksanakan prosesi pemberkatan dan pencatatan sipil.
Kastil Batavia nan megah di muara Sungai Ciliwung itu memang sudah tidak ada lagi. Lokasinya kini dibelah Jalan Tongkol, di kawasan Kota Tua Jakarta. Setidaknya, ada tiga bangunan semasa yang menjadi saksi atas kemegahan Kastil Batavia: gedung Galangan Kapal VOC, Gudang VOC Timur, dan Gudang VOC Barat yang kini menjadi Museum Bahari.
Kala itu, kereta mempelai yang ditarik empat ekor kuda biasanya diiringi kereta-kereta kuda lain yang membawa serta keluarga besar, kerabat, dan teman. Jumlah kuda penarik kereta juga menandakan kelas. Keluarga Gubernur Jenderal, misalnya, menggunakan kereta yang dihela enam ekor kuda.
Arak-arakan pernikahan mewah itu bergerak melambat menyeberangi jembatan menuju pintu gerbang selatan Kastil Batavia, kemudian memasuki kastil menuju balai kota dan gereja. Akibatnya, terjadi kemacetan yang mengular di sepanjang jalan hingga di halaman dalam kastil. Sebuah masalah bagi kota yang baru dibangun ini.
Pamer kekayaan di depan publik juga mewarnai pemerintah Batavia abad ke-17. Gubernur Jenderal Jacob Mossel (1750-1761) sengaja membuat “Aturan tentang Perayaan Resmi dan Megah” pada 30 Desember 1754. Aturan yang dibikinnya berkait dengan kepemilikan simbol kekayaan yang paling nyata saat itu: kereta kuda dan parasol.
Tujuan peraturan tersebut sekadar membedakan status sosial warga Batavia, bukan membedakan antara warga Eropa dan Asia. Semakin tinggi jabatan seseorang dalam VOC, semakin mewah upacara pernikahannya, dan semakin banyak jumlah barang mahal yang diperbolehkan. Dalam peraturan Mossel tersebut, perayaan keluarga—seperti pembaptisan dan pernikahan—akan dikenakan pajak. Pajak dihitung berdasarkan jumlah kereta kuda yang menghadiri perhelatan tersebut.
Rupanya, pajak tidak mempan untuk menyurutkan arak-arakan kereta nan mewah dan panjang dalam perhelatan pernikahan. Dan, hal ini kerap menjadi biang kemacetan. Akhirnya, pada masa Gubernur Jenderal Willem Alting (1780-1797), pemerintah kota melarang penggunaan iring-iringan kereta kuda untuk acara pernikahan. Aturan pun tegas, bagi yang melanggar akan didera denda. Pemungutan denda dilakukan oleh pihak gereja.
Seolah sudah menjadi gaya hidup, arak-arakan kereta kuda yang mengantar pengantin dan keluarga mereka sengaja datang terlambat ke prosesi pemberkatan di gereja. Pasangan datang terlambat setelah lonceng gereja berdentang ketiga kalinya. Saat terlambat dan dinantikan oleh banyak tamu undangan itulah kedua mempelai ingin menunjukkan status sosial mereka sebagai keluarga yang mampu. Denda pun menjelma sebagai alat penegas gengsi.
Sengaja datang terlambat dan menjadi biang kemacetan sudah menjadi mode dan prestise masyarakat berkelas pada abad ke-17. Kemudian, pemerintah kota pun berupaya mengaturnya lagi dengan denda tambahan: Bagi mereka yang menggunakan satu kereta pengiring atau lebih, maka mereka wajib membayar denda dua kali lipat.
Tak semua warga Batavia berasal dari status sosial yang tinggi. Ada juga yang keberatan soal denda ini. Pasangan pengantin yang keberatan mencoba mengakalinya dengan cara menghentikan iring-iringan di tepian Kali Besar, agak jauh dari gereja. Lalu, mereka melanjutkan dengan jalan kaki menuju gereja sehingga menghindari kemacetan dan terbebas dari denda.
Apakah perilaku pamer kekayaan dan datang terlambat yang kerap kita jumpai dalam kehidupan masa kini di Kota Jakarta merupakan kelanjutan tabiat penghuni awal Kota Batavia?
Gambar: Lukisan cat minyak karya Andries Beeckman yang menggambarkan Kastil Batavia dilihat dari Kali Besar Barat. Di latar depan tampak kesibukan pasar ikan sekitar 1656 (Tropenmuseum/Wikimedia)
Sumber: http://nationalgeographic.co.id/…/zaman-voc-biang-kemacetan…