PESAN PUANG RI MAGGALATUNG (TOKOH CENDEKIAWAN PADA ZAMAN KERAJAAN WAJO -BUGIS) DI SULAWESI SELATAN
Makkedai Puang Maggalatung, Lempu naacca, Iyanaritu madeceng riparaddekiriwatakkalee, Iyatonaritu temmassarang dewata Seuwae. Naiya riasengnge acca, Iyanaritumitae munri gau. Naiya nappogau engkapi madeceng napogaui. Narekko engkai maja, ajasijamupogaui nrewei matti jana riko.
Artinya :
Berkata Puang Ri Maggalatung, kejujuran dan kepandaian, itulah yang paling baik ditanamkan pada diri kita, itulah juga yang tak bercerai dengan Dewata Tunggal. Yang disebut pandai ialah kemampuan untuk melihat akhir (akibat) perbuatan. Dan dikerjakannya adalah yang baik, bilamana dapat mendatangkan keburukan, janganlah lakukan. Bilamana tidak baik, janganlah hendaknya engkau kerjakan, karena kembali juga nanti keburukannya kepadamu.
-----------------------------------
Manuskrip Sumpah Setia Melayu dan Bugis 1691M (1103H) antara Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah dengan Kelana Jaya Putera Daeng Marewah.
"Tarikh sanah 1103 hijriah pada tahun ba pada hari khamis maka adalah pada waktu itu Raja Sulaiman ditabalkan oleh Daeng Manampuk dan Kelana Jaya Putera maka bergelar Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah diatas tahta kerajaan negeri Johor dan Pahang dan Tun A'bas menjadi bendahara Sri Maharaja.
Maka adalah perjanjian antara Raja Johor dengan Raja Bugis bersumpah setia dan muafaqat yaitu tiada berubah sampai kepada anak cucu cicit tiada mengubahkan setianya. Dan adalah antara Raja Bugis dan Raja Johor itu bersaudara selamanya. Dan adalah Raja Bugis dan Raja Johor itu bersaudara negeri yang dua jadi satu.
Maka barangsiapa mangkir dibinasakan Allah sampai kepada anak cucu cicitnya. Syahdan kemudia daripada itu dibalas oleh Sultan Sulaiman Yang Dipertuan Besar pula akan kebaktian Kelana itu. Maka diambil akan audara oleh baginda itu.
Maka dijadikan Raja Muda. Maka bergelar Sultan Ala'addin. Maka diserahkan sekalian perintah negeri Johor dan Pahang dengan segala daerah takluknya serta dengan takluk rantau negerinya dan dengan rakyat sakai sekalian adanya."
Sumber: Manuskrip Raja-Raja Riau koleksi Perpustakaan Nasional RI, Jkt.


No comments:
Post a Comment